Karena dengan deririkian tali pusat cepat kering dan lepas. Crosse (1971) menganjurkan perawatan tertutup karena perawatan terbuka le- bih mudah terkontaminasi. Kami memakai bih perawatan tertutup dengan memper mudah terkontaminasi. Kami memakai perawatan terfutup dengan memper- - gunakan 2 buah kain kasa steril dan kerinj. priuu meriputi tali pusat, kasa kedua menutupi kasa pertama sampai fangkal tuti purt.
5. Fiksasi tali pusat.
Sampai sekarang baqyak yang memakai gurita untuk fiksasi tali pusat. Gurita se- bagai alat fiksasi kurang efekif, sering kali setelah b.b.;;;; hma tergeser karena mengikuti pergerakan pernafasan ,.onitrr. Selain itu ,tr.i ferut neonatus tidak sama waktu lapar dan kenyang. Gurita mengganggu p..r.rirn neonatus yang masih bersifat abdominal dan dapat menjadi cara pengobatan penyakit diabetes melitus meaia pe-tiakan bakteri karena seringkali terkena faeces dan urine. untuk menghindari hal ini maka sesudah tali pusat ditutup dengan kain kasa steril kering, tifi pri.i ffigsl denean pleister yang baik atau dengan gurita mini.
6. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk menget:ihui apakah ada perdarahan atau pencemaran. Pengamatan terhadap perdarahan dirakukan setiap g jam sampai tali pusat repas. setiap kali kencing atau defekasi diperiksa apakah tali pusat tercemar, demikian maka penutup diganti dan pengecatan dengan povidone-iodine diulangi. Ringkasan Dalam naskah di atas,_ para penuris mengemukakan cara perawatan tari pusat yang mudah-mudahan dapat dipakai secara rutin di rumah. Pengalaman Bedah di Rumah Sakit Referal Karawang
Dibeikan gatnbaran tentang kasus-kasus Bedah yang dirawat di Rumah Sakit Umum Karawang, sebuah Rumah sakit kelus c dengan 4 orang spesiatis yang dipekeiakan dari Fakultas Kedokterun (Jniversitas IndonesialRumah Sakit Dn Tipto Mangunkusumo Jakarta dalam rangka Kedokteran Komunitl Dilaporkan iuga bebempa segi mengenai kasuskasus referal ke dan dari Rumah Sakit Umum Karawang.
Mengenal Kelainan Penyakit Jantung pada Anak
Pengertian perihal mengenal kelainanlpenydkit iantung pada anak dianggap perlu, oleh karena nusih ,terbatasnyo pengetahuan para dokter di biddng ini. Kekurangan dalom pe ngetahuan ini tercermin pa,Ja sikap para dokter yang mengakibatkan penderita atau orang tua penderita selalu dicekom ketakutan. Di pihak lain sikap dokter dapat menyebabkan kelainan tindakan, sehingga pendeita tidak tertolong.
5. Fiksasi tali pusat.
Sampai sekarang baqyak yang memakai gurita untuk fiksasi tali pusat. Gurita se- bagai alat fiksasi kurang efekif, sering kali setelah b.b.;;;; hma tergeser karena mengikuti pergerakan pernafasan ,.onitrr. Selain itu ,tr.i ferut neonatus tidak sama waktu lapar dan kenyang. Gurita mengganggu p..r.rirn neonatus yang masih bersifat abdominal dan dapat menjadi cara pengobatan penyakit diabetes melitus meaia pe-tiakan bakteri karena seringkali terkena faeces dan urine. untuk menghindari hal ini maka sesudah tali pusat ditutup dengan kain kasa steril kering, tifi pri.i ffigsl denean pleister yang baik atau dengan gurita mini.
6. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk menget:ihui apakah ada perdarahan atau pencemaran. Pengamatan terhadap perdarahan dirakukan setiap g jam sampai tali pusat repas. setiap kali kencing atau defekasi diperiksa apakah tali pusat tercemar, demikian maka penutup diganti dan pengecatan dengan povidone-iodine diulangi. Ringkasan Dalam naskah di atas,_ para penuris mengemukakan cara perawatan tari pusat yang mudah-mudahan dapat dipakai secara rutin di rumah. Pengalaman Bedah di Rumah Sakit Referal Karawang
Dibeikan gatnbaran tentang kasus-kasus Bedah yang dirawat di Rumah Sakit Umum Karawang, sebuah Rumah sakit kelus c dengan 4 orang spesiatis yang dipekeiakan dari Fakultas Kedokterun (Jniversitas IndonesialRumah Sakit Dn Tipto Mangunkusumo Jakarta dalam rangka Kedokteran Komunitl Dilaporkan iuga bebempa segi mengenai kasuskasus referal ke dan dari Rumah Sakit Umum Karawang.
Mengenal Kelainan Penyakit Jantung pada Anak
Pengertian perihal mengenal kelainanlpenydkit iantung pada anak dianggap perlu, oleh karena nusih ,terbatasnyo pengetahuan para dokter di biddng ini. Kekurangan dalom pe ngetahuan ini tercermin pa,Ja sikap para dokter yang mengakibatkan penderita atau orang tua penderita selalu dicekom ketakutan. Di pihak lain sikap dokter dapat menyebabkan kelainan tindakan, sehingga pendeita tidak tertolong.